Syamsul Maarif
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Indonesia dikelilingi ratusan gunung berapi aktif yang sewaktu-waktu berpotensi meletus. Apalagi Indonesia berada dalam zona patahan lempeng tektonik dan dalam sejarahnya sering terjadi bencana alam.
terkait hal itu masyarakat Indonesia diminta selalu meningkatkan kesadarannya sebab hidup di kawasan yang rawan bencana. Dengan begitu bila terjadi bencana alam tidak kaget dan siap menghadapinya dengan kondisi siap, bukan dengan kepanikan.
"Di Indonesia itu ada 129 gunung berapi aktif-aktif. Negara kita juga rawan gempa, tsunami, tanah longsor, banjir, dan konflik sosial. Jadi masyarakat harus selalu dalam kewaspadaan," kata Ketua Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Syamsul Maarif di Jakarta, Selasa (14/8).
Menurut Syamsul, sebenarnya masyarakat Indonesia zaman dulu sudah terbiasa hidup dalam ancaman bencana. Itu karena mereka memiliki kedekatan dengan alam sehingga bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan tempat tinggalnya.
Sayangnya, kata dia, akhir-akhir ini rasa kepedulian dan kewaspadaan itu semakin berkurang. Sehingga kalau terjadi bencana masyarakat sekitar selalu kalang kabut.
"Masyarakat baru tersentak ketika terjadi tsunami atau bencana alam lainnya. Kalau ada bencana mereka seharusnya bisa mencari tempat perlindungan aman, dan tidak perlu pindah. Prinsip living in harmony bisa diterapkan," kata Syamsul.
terkait hal itu masyarakat Indonesia diminta selalu meningkatkan kesadarannya sebab hidup di kawasan yang rawan bencana. Dengan begitu bila terjadi bencana alam tidak kaget dan siap menghadapinya dengan kondisi siap, bukan dengan kepanikan.
"Di Indonesia itu ada 129 gunung berapi aktif-aktif. Negara kita juga rawan gempa, tsunami, tanah longsor, banjir, dan konflik sosial. Jadi masyarakat harus selalu dalam kewaspadaan," kata Ketua Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Syamsul Maarif di Jakarta, Selasa (14/8).
Menurut Syamsul, sebenarnya masyarakat Indonesia zaman dulu sudah terbiasa hidup dalam ancaman bencana. Itu karena mereka memiliki kedekatan dengan alam sehingga bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan tempat tinggalnya.
Sayangnya, kata dia, akhir-akhir ini rasa kepedulian dan kewaspadaan itu semakin berkurang. Sehingga kalau terjadi bencana masyarakat sekitar selalu kalang kabut.
"Masyarakat baru tersentak ketika terjadi tsunami atau bencana alam lainnya. Kalau ada bencana mereka seharusnya bisa mencari tempat perlindungan aman, dan tidak perlu pindah. Prinsip living in harmony bisa diterapkan," kata Syamsul.
(Foto: thinkstock)
(Foto: thinkstock)
